Selasa, 02 April 2013

Pembentukan dan Perluasan Kalimat

A.   Pendahuluan
Bahasa adalah sarana berpikir untuk menyampaikan pesan kepada orang lain maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Pikiran yang disampaikan dalam pembicaaraan atau tulisan diungkapkan melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut kaidah tertentu.
Bahasa sebagai simbol yang bermakna terdiri atas satuan-satuan tertentu yang secara fungsional saling berhubungan sebagai suatu sistem. Satuan terkecil yang mengandung makna berupa kata dan frasa (kelompok kata), sedangkan satuan yang lebih besar yang mengandung pikiran berupa kalimat.
Penguasaan bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyak ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung oleh kosakata yang memadai.
  

B.     Pembahasan
1.    Pengertian kalimat
Kalimat sebagai satuan bahasa yang lebih besar daripada kata atau frasa merupakan rangkaian kata yang menyatakan pikiran tertentu yang secara relatif dapat berdiri sendiri, dan intonasinya menunjukkan batas antara sesamanya.
Pikiran yang utuh pada setiap kalimat diungkapkan pada dua bagian, yaitu subjek dan predikat. Subjek sebagai bagian yang menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat dijelaskan maknanya oleh predikat.
Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, dan/atau klausa. Unsur-unsur ini mempunyai fungsi dan pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat. Ada bagian kalimat yang dapat dihilangkan dan adapun yang tidak. Bagian yang tidak dapat dihilangkan disebut inti kalimat sedangkan bagian yang dapat dihilangkan bukan inti kalimat. Bagian inti ini dapat membentuk kalimat dasar dan bagian bukan inti dapat membentuk kalimat luas.
Contoh :
(1) Menulis ilmiah itu mudah. (2) Kemudahan menulis dapat dirasakan oleh stiap orang yang mempelajarinya secara serius. (3) Kemudahan menulis itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga hal, yaitu : menetukan ide, mengorganisasi ide, dan mengekspresikan ide tersebut dengan kalimat efektif sehingga menjadi sebuah karangan yang utuh.
Penjelasan :
Paragraf tersebut terdiri dari tiga buah kalimat.
ü  Kalimat (1) : Berupa kata dasar terdiri  atas dua bagian kalimat inti, yakni :/Menulis ilmiah itu/mudah.
ü  Kalimat (2) : Berupa kalimat luas terdiri atas dua bagian inti dan satu bagian bukan inti, yakni : Kemudahan menulis/ dapat dirasakan/ oleh setiap orang yang mempelajarinya secara serius/.
ü  Kalimat (3) : Berupa kalimat luas terdiri atas dua bagian inti dan dua bukan bagian inti, yakni : Kemudahan menulis itu dapat dikelompokkan/ ke dalam tiga hal/ yaitu menentukan ide, mengorganisasi ide, dan mengekspresikan ide tersebut menjadi sebuah karangan yang utuh.
Dari contoh diatas ditunjukkan bahwa kalimat pertama berupa kalimat dasar, sedangkan kalimat kedua berupa kalimat luas.

Ciri-Ciri Kalimat :
1.      Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawal dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik, tanda tanya, atau tanda seru.
2.      Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat.
3.      Predikat transitif disertai objek, predikat intransitif dapat disertai pelengkap.
4.      Mengandung pikiran yang utuh.
5.      Menggunakan urutan logis; setiap kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi (subjek, predikat, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.
6.      Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
7.      Dalam paragraf yang terdiri dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan pikiran yang saling berhubungan, hubungan dijalin dengan konjungsi, pronomina atau kata ganti, repetisi, atau struktur sejajar.

2.    Bagian - bagian kalimat
Bagian inti yang harus ada pada kalimat adalah subjek (S) dan predikat (P). Bagian inti kalimat adalah bagian yang tak dapat dihilangkan dalam struktur kalimat. Subjek kalimat berfungsi sebagai inti pembicaraan, sedangkan predikat berfungsi sebagai penjelasan terhadap subjek, yang dapat dilengkapi dengan objek (O) atau pelengkap (Pel.) dan keterangan (K).

a.       Subjek dan predikat
Subjek sebagai inti pembicaraan barulah menyatakan pikiran jika dijelaskan oleh predikat. Hubungan antara subjek dan predikat dalam kalimat turut menetukan isi pikiran yang dimaksud.
Berikut contoh kata-kata yang berfungsi sebagai subjek dan predikat.
(1) Saya /sebaiknya /beristirahat /sejenak.
       S                                    P
(2) Engkau /belajar /dengan tekun.
             S                P
(3) Kami /telah bekerja keras /selama ini.
         S                    P

Isi pikiran yang terdapat pada kalimat tercermin pada hubungan antara subjek dan predikat. Tanpa adanya subjek, pokok pembicaraan dalam setiap kalimat menjadi tidak jelas. Sebaliknya, tanpa adanya predikat, keadaan subjek atau situasi yang meliputi subjek tidak jelas.

b.      Objek, pelengkap dan keterangan
1.         Objek dan keterangan adalah dua bagian kalimat untuk melengkapi predikat. Hubungan antara objek (O) dan predikat (P) ternyata lebih erat daripada hubungan antara keterangan (K) dan predikat.
Contoh :
(1) Ia /membaca /buku itu/ berkali-kali.
            S          P          O         K
(2) Kami /merayakan /hari ulang tahunnya /kemarin
            S              P                       O                     K
(3) Saya /mengunjungi /orang tuanya /di desa itu.
           S              P                    O                   K

2.         Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat.
 Ciri-Ciri Pelengkap :
a.       Bukan unsur utama, tetapi tanda pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap informasinya.
b.      Terletak di belakang predikat yang bukan kata kerja transitif, misalnya:
·         Melengkapi struktur :
Negara RepublikIndonesia/berdasarkan/Pancasila
              S                                    P             Pel.

·         Mengkhususkan makna objek :
Ibu/membawakan/saya/oleh-oleh
             S          P          O         Pel.

3.         Keterangan menyertai predikat kalimat bervariasi sesuai dengan fungsinya untuk melengkapi predikat. Hubungan yang agak longgar antara keterangan dan predikat memungkinkan penempatan keterangan dalam struktur kalimat.
Jenis-jenis keterangan seperti berikut ini :
(1)               Ia berdiri/di tempat itu/sejak tadi.
                           K(tempat)
(2)               Ujian berlangsung/selama dua jam.
                                            K(waktu)
(3)               Anak itu lulus ujian/karena rajin belajar.
                                                K(sebab)

(4)               Orang itu terlalu sibuk bekerja/sehingga jatuh sakit.
                                                                     K(akibat)
(5)               Saya melempar anjing itu/dengan batu.
                                                           K(alat)

(6)               Pemerintah melaksanakan pembangunan/untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
                                                                                                  K(tujuan)
(7)               Semua anggota keluarga hadir/kecuali dia.
                                                          K(pembatasan)  
(8)               ­Orang ini berjalan/cukup cepat.
                                      K(Keadaan)
(9)                /Meskipun hari hujan/anak itu pergi juga ke sekolah.
                                               K(perlawanan)
(10)           Saya bersedia datang/asal diundang.
                                                  K(syarat)
(11)           Giginya putih/bagai mutiara.
                           K(perbandingan)
(12)           Mereka/tentu/datang menemuimu.
                          K(modalitas)
(13)           Ibu/bersama tamunya/menyaksikan peristiwa itu.
                     K(sertaan) 
3.    Jenis - jenis kalimat
a.       Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya menyatakan satu pokok pembicaraan yang dinyatakan pada subjek (S) kalimat. Penjelasan terhadap subjek tersebut dinyatakan pada predikat (P). Pola umum kalimat tunggal tersebut juga sederhana, yaitu S/P, S/P/O, S/P/K, yang dapat diubah menjadi variasi tertentu melalui pertukaran bagian-bagiannya.
Contoh :
(1)               Usahanya/berhasil.
              S               P
(2)               Mereka/ sedang mendiskusikan/ tugas kelompok.
              S                   P                                  O
(3)               Kami/menjuluki/dia/Sang Penyelamat.
              S         P          O              Pel.
(4)         Para kepala negara Asean/sedang berdiskusi/di Bali.
                          S                                              P                      K
(5)         Kami/memanfaatkan/peluang itu/dengan baik.
               S                 P                    O    K
Kepaduan hubungan bagian-bagian kalimat akan memperjelas kalimat sebagai pernyataan pikiran. Isi pikiran yang dinyatakan pada setiap kalimat dapat berupa berita (kalimat berita), pertanyaan (kalimat tanya), perintah atau larangan (kalimat perintah), dan seruan (kalimat seru).

Contoh :
(1)               Kegiatan penelitian yang menunjang pengembangan ilmu dan teknologi perlu mendapat perhatian yang lebih besar (kalimat berita).
(2)               Dimana kepentingan kita diletakkan? (kalimat tanya)
(3)               Kerjakanlah tugas itu dengan cermat! (kalimat perintah)
(4)               Alangkah mulianya hati orang itu !      (kalimat seru)


b.      Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuksetara adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari penggabungan beberapa kalimat tunggal yang setara kedudukannya dan menyatakan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berturut-turut atau dalam waktu yang bersamaan. Hubungan koordinatif antara kalimat yang satu dan bagian kalimat yang lain yang setara itu akan terlihat pada penggunaan kata sambung (kata penghubung) sebagai koordinator dalam struktur kalimat majemuk. Penggabungan kalimat-kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara dapat menunjukkan hubungan gabungan, bertentangan, pilihan, dan urutan.

®    Hubungan setara gabungan dengan menggunakan kata sambung dan, serta, dll.
Contoh : Dosen menerangkan kalimat majemuk dan mahasiswa mendengarkan dengan cermat.
®    Hubungan yang bertentangan dengan menggunakan kata sambung tetapi, melainkan, dan sedangkan.
Contoh :           Tingkah lakunya yang buruk itu tidak saja merugikan dirinya, tetapi juga merugikan keluarganya.

®    Hubungan yang menyatakan pilihan dengan menggunakan kata sambung atau.
Contoh : Kita menyelesaikan pekerjaan itu dengan segera atau menyerahkan kepada orang lain.
®    Hubungan urutan dengan menggunakan kata sambung lalu, kemudian.
Contoh :           Ia pulang lalu pergi menjenguk anaknya.


c.       Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari sebuah kalimat tunggal yang salah satu bagiannya mengalami perluasan atau penggantian dengan kalimat lain. Hubungan bagian kalimat yang satu dengan bagian kalimat yang lain dalam suatu struktur kalimat majemuk tidak sama atau bertingkat. Bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat (klausa utama), sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat (klausa sematan).
Jenis-Jenis Perluasan Kalimat :
a.       Perluasan kalimat melalui hubungan waktu dengan menggunakan kata sambung ketika, sewaktu, selama, sementara.
Contoh :
Ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh pinjaman modal dari bank.

b.      Perluasan kalimat melalui hubungan syarat dengan menggunakan kata sambung jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila, manakala.
Contoh :
Saya akan bekerja dengan tekunbila berhasil diterima sebagai pegawai di kantor itu.
          Induk kalimat                anak kalimat (pengganti keterangan syarat)

c.       Perluasan kalimat melalui hubungan pengandaian dengan menggunakan kata sambung seandainya dan sekiranya.
Contoh :
Seandainya usul-usul yang diajukannya itu diterima oleh pengurus, tentu programkerja organisasi bisa terlaksana dengan baik.

d.      Perluasan kalimat melalui hungan tujuan dengan menggunakan kata sambung agar dan supaya.
Contoh :
Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguhagar dapat mencapai indeks prestasi yang tinggi.
Induk kalimat                          anak kalimat(pengganti keterangan tujuan)

e.       Perluasan kalimat melalui hubungan perlawanan (konsesif) dengan menggunakan kata sambung meskipun, walaupun, sungguhpun, dan biarpun.
Contoh :
Meskipun hari hujan, anak itu pergi juga ke sekolah.
Anak kalimat               Induk kalimat

f.       Perluasan kalimat melalui hubungan kemiripan atau perbandingan dengan menggunakan kata sambung seperti, laksana, dan sebagaimana.
Contoh :
Wajah gadis itu cantik dan menawanlaksana bulan purnama.
Induk kalimat                            anak kalimat



g.      Perluasan kalimat melalui hubungan sebab dengan menggunakan kata sambung sebab dan karena.
Contoh :
Pekerja itu tidak dapat merampungkan pekerjaannyasebab seminggu ia sakit.
                      Induk kalimat                                              anak kalimat
h.      Perluasan kalimat melalui hubungan akibat dengan menggunakan kata sambung hingga, sehingga, sampai.
Contoh :
Ayah bekerja terlalu kerassehingga jatuh sakit.
Induk kalimat  Anak kalimat

i.        Perluasan kalimat melalui hubungan penjelasan atau penegasan dengan menggunakan kata sambung bahwa.
Contoh :
Ia baru sadarbahwa pendidikan itu sangat penting bagi masa depan anak-anaknya.
   Induk kal.                  Anak kalimat (pengganti keterangan penegasan)

j.        Perluasan kalimat melalui hubungan cara atau alat dengan menggunakan kata sambung dengan.
Contoh :
Polisi menyelidiki peristiwa kejahatan tersebutdengan menyamar sebagai buruh pabrik.
Induk kalimat                                          Anak kalimat(pengganti keterangan cara)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar